NARASIRIAU.COM - TEMBILAHAN, Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tembilahan, Jaswir menanggapi peristiwa kebakaran di Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada (RSUD -PH) Tembilahan yang diduga berasal dari arus pendek listrik.
"Terkait kebakaran tersebut kita belum dapat kronologisnya seperti apa, karena kejadiannya dinihari kan," kata Jaswir saat dikonfirmasi wartawan via WhatsApp, Selasa (18/7/23).
Selanjutnya, Jaswir mengatakan, bahwa saat peristiwa kebakaran tersebut pihaknya langsung berangkat ke lokasi guna mengamankan aliran listrik yang berada di sekitar bangunan.
"Saat terjadi kebakaran petugas kita langsung ke lokasi untuk mengamankan Suply listrik disekitar tempat kejadian," sebutnya.
Jaswir menjelaskan, kalau korslet di Instalasi dalam bangunan itu menjadi tanggung jawabnya pemilik bangunan karena Instalasi tersebut milik yang punya bangunan.
"Yang tau kondisi instalasi dan penggunaannya adalah pelanggan itu sendiri. Kita tidak belum bisa ambil kesimpulan penyebabnya darimana," jelasnya.
Kendati demikian, kata mantan Manager PLN ULP Tanjung Balai Karimun itu menegaskan, bahwa pihaknya sudah sering memberikan himbauan kepada masyarakat agar mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik untuk menghindari hal2-hal yang tidak diinginkan.
"Kalo himbauan sudah sering kita lakukan dengan menyebar brosur, dan sosialisasi
dan di group-group WhatsApp sering juga kita sampaikan," tuturnya.
"Sering kita himbau terkait keamanan pemakaian listrik di rumah maupun kantor agar tidak boleh memasang colokan yang banyak pada satu stop kontak, kualitas kabel dan material yang di pakai pada instalasi juga harus yang standar. Jika rumah/ruangan kosong agar mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan," tuturnya.
Dikutip dari andalan.co, Kapolres Inhil, AKBP Norhayat mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Namun, kerugian materil mencapi miliaran rupiah.
"Kebakaran diduga korsleting arus listrik dan tidak terdapat korban jiwa. Total kerugian lebih kurang Rp 2 miliar," ujar Norhayat, Selasa (18/7/23).