• Jelajahi

    Copyright © Narasi Riau
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Warga Desa Sipungguk Minta Aksi Nyata Wakil Ketua DPRD Kampar Terkait Solusi Banjir

    Redaksi
    , Agustus 20, 2020 WIB Last Updated 2020-08-20T08:45:22Z

     


    Narasiriau.com, Kampar - Terkait adanya kunjungan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kampar, Repol.S.Ag ke Desa Sipungguk, Kecamatan Salo pada hari Rabu Kemarin (19/08/2020). Salah seorang masyarakat Desa Sipungguk yang terkena dampak banjir sangat berharap kepada Wakil Ketua DPRD, yang juga selaku Ketua DPD ll Partai Golkar. Supaya bisa mencari solusi untuk masyarakat, agar jangan sampai lagi kena dampak banjir.


    Karena setiap hujan turun, masyarakat yang berada di sekitar ampang Uwai terkena banjir, disebabkan meluapnya bendungan ampang tersebut. Adapun dampak yang terkena banjir ini, seperti rumah warga, kebun karet, dan kolam ikan.


    Kemudian adapun dialog masyarakat Desa Sipungguk dengan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kampar, Repol S.Ag, masyarakat minta agar memfungsikan pintu ampang / ampang Desa Muara Uwai. Kemudian membuat parit besar, ketika hujan turun bisa mengalirkan air ke sungai yang ada.


    Menurut Hamdan, salah seorang warga desa Sipungguk yang sering rumahnya terendam banjir, melalui telepon selulernya kepada awak media mengatakan, Ia meminta kepada Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kampar, Repol, S.Ag selaku perpanjangan tangan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan kami.


    "Supaya betul – betul serius di permasalahan yang kami hadapi sekarang ini, kami juga meminta kepada pak Repol harus lakukan aksi nyata. Bukan hanya sekedar kunjungan saja, tapi dapat kami rasakan apa yang kami harapkan,” ujar Hamdan. Kamis, (20/08/20).


    Ditempat terpisah, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kampar, Repol S.Ag, ketika di konfirmasi oleh awak media melalui telepon selulernya menjelaskan, "pertama saya sudah datang ke lokasi, Ini bentuk responsif saya sebagai seorang dewan. Kami legislatif, bukan eksekutor. Karena bukan saya yang buka ampang -ampang itu, tugas kami hanya memfasilitasi saja,” jelasnya.


    "Sudah kita panggil kemarin eksekutornya orang dari Dinas PUPR, kita undang kelapangan. Kalau ampang – ampang itu dibuka, keringlah sawah dibawah. Kalau tidak dibuka, banjirlah diatas. Itu masalahnya, kita tidak mau sepihak saja. makanya kita minta kemarin kepada Dinas PUPR, standby kalian. Sewaktu musim hujan ketika banjir buka ampang – ampangnya, situasi tahap awal itu jangan jangka pendek," tambahnya.


    “Lalu untuk jangka panjang kita bersama – sama berjuang ke Provinsi untuk minta pengurukan damnya, supaya jangan dangkal. Karena ini kewenangan Provinsi, kalau kewenangan Kabupaten Kampar bisa saya handelkan,” imbuh Repol lagi.


    Lebih lanjut ditambahkan Repol, "Sudah 3 tahun ini gaji yang pegang pintu air itu tidak ada gajinya. Tentu dia bekerja tidak maksimal, nanti kita coba ke Provinsi supaya dikeluarkan gajinya,” jelasnya.


    Terakhir, Repol menghimbau kepada masyarakat, agar saling berkontribusi dan bersama – sama saling menjaga. "Jangan sampai kekhawatiran orang Dinas PUPR itu, alat -alat pembuka ampang – ampang jangan diambil. Karena sudah banyak kasus alat ampang – ampang itu hilang, terpaksa alat – alatnya diangkat kerumah. Sementara alat – alatnya itu berat, maka harus saling menjaga damnya bersama – sama," tutur Repol.


    “Tetapi memang ada juga kelemahannya dari pihak penjaga / pemegang pintu air, makanya saya bilang bapak selaku pemegang pintu air, hpnya harus aktif 24 jam. Apalagi ketika musim hujan. “Mari kepada masyarakat saling menjaga dan pihak penjaganya komunikasi aktif dengan masyarakat, serta dengan aparat desa,” ungkap Repol S.Ag.


    Editor : Redaksi


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini